Diriwayatkan dari Mughits bin Sumayyin, ia berkata, “Di
kalangan kaum bani israil dulu ada seorang pendeta yang beribadat di sebuah
pertapaan selama enam puluh tahun. Pada suatu hari, dia memandang ke ujung
langit, lalu dia kagum pada bumi. Dia berkata, Sebaiknya aku turun dan kemudian
mendaki di atas gunung, sehingga aku dapat melihat-lihat pemandangan alam
disana”.
Orang itu lalu turun dengan berbekal sepotong roti.
Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri dan merayunya dengan membuka aurat
di depannya. Si pendeta itu pun tidak dapat menguasai diri bahkan akhirnya
terjerumus dalam suatu perbuatan yang dilarang oleh agama, dan akhirnya dia
meninggal seketika itu juga.
Setelah si pendeta itu meninggal, datanglah seseorang yang
kemudian diberi sepotong roti pendeta itu, dan orang itu pun akhirnya meninggal
pula.
Kemudian amal ibadatnya selama 60 tahun itu didatangkan dan
diletakkan di telapak tangannya. Sementara semua kesalahannya juga diletakkan
di telapak tangannya, kemudian ditimbang. Dan ternyata amalnya yang kalah.
Setelah itu, didatangkanlah amal (roti) tadi yang selanjutnya untuk ditimbang
dengan kesalahannya, ternyata roti itu dapat mengalahkan semua kesalahannya.”
Sumber : Buku 30
Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak Muslim oleh Ir Anam dan MB. Rahimsyah